Home Uncategorized Berwisata ke Krimunjawa dimasa PPKM: KM Lawit Masih Sepi Penumpang

Berwisata ke Krimunjawa dimasa PPKM: KM Lawit Masih Sepi Penumpang

0
Berwisata ke Krimunjawa dimasa PPKM: KM Lawit Masih  Sepi Penumpang

Penulis: Bastomi

Pada pekan ke-2 November 2021, Bastomi seorang traveler, melakukan perjalanan ke Pulau Karimunjawa, dan melihat situasi tempat wisata tersebut pada situasi PPKM yang masih berlangsung. Ia menuliskannya khusus untuk sepakbolasemarang.com dalam 5 bagian yang berbeda. 

(Tulisan ke-2 dari 5 bagian)

KARIMUNJAWA, SEPAKBOLASEMARANG.COM–KM Lawit dari Tanjungmas Semarang berlabuh di Legon Bajak Karimunjawa sabtu pagi (13/11/2021) membawa seratusan penumpang.

Kali ini adalah lawatan kedua bagi KM Lawit setelah pembukaan destinasi wisata Karimunjawa bulan Agustus tahun ini.

Perjalanan KM Lawit kali ini membawa hanya sedikit penumpang. Menurut Ari Rokhayat seorang Jenang di KM Lawit, hanya 10% saja yang terisi dari total kemampuan angkut kapal 920 penumpang.

Eko Hari Purnomo (27) dan Dwi Nur Khasanah (23) adalah sepasang suami istri wisatawan penumpang KM Lawit asal Sukoharjo. Dia menuturkan sepinya penumpang di KM Lawit saat itu. “Bahkan banyak kasur penumpang yang kosong. Satu lorong itu hanya ada sepuluhan orang saja” katanya.

Pengaruh Pandemi

Petugas kafetaria kapal yang mengaku berasal dari Medan juga memberikan keterangan sama tentang sedikitnya penumpang saat itu.

Pandemi dan ribetnya birokrasi perjalanan mempengaruhi peminat plesiran untuk berwisata keluar daerah.

Banyak syarat yang harus dipenuhi, mulai vaksin, test rapid antigen, check in peduli lindungi, EHAC, sampai pengapnya masker selama perjalanan lebih dari 7 jam dari pelabuhan Tanjungmas ke Legok Bajak, Karimun.

Promosi wisata mencoba digaungkan oleh pemerintah dan para agen perjalanan wisata dengan menggandeng beberapa blogger dan penggiat medsos.

Sebut saja Mara dari Gandjel Rel, blogger wanita dari Semarang yang berkomitmen untuk membantu mempromosikan pariwisata Karimunjawa.

Meski sudah banyak yang berusaha membantu sepertinya belum menunjukkan peningkatan kunjungan yang signifikan.

Yang jelas, panjang dan ribetnya birokrasi perjalanan menjadi salah satu faktor orang malas untuk berwisata ke luar daerah. (bersambung)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here