Semarang, sepakbolasemarang.com, Sepakbola perserikatan era 80an tim kesebelasan kota kota besar mengalami kejayaan, juara divisi utama diraih silih berganti dalam meraih Piala Kejuaraan Perserikatan Divisi Utama PSSI
PSIS merupakan tim kesebelasan perserikatan didivisi utama PSSI salah satunya pernah meraih Piala Juara Divisi Utama di era 80-an hingga era 90-an.
Banyak tim kesebelasan perserikatan memperhitungkan kesebelasan PSIS sekaligus menjadikan PSIS sebagai momok bagi lawannya dalam sepakbola nasional khususnya di Divisi Utama PSSI.
sepakbolasemarang.com menyempatkan ngobrol santai bersama Kapten PSIS 1987 Sudaryanto yang kala itu menghantarkan PSIS menjadi Juara Perserikatan Divisi Utama PSSI pada tahun 1987 di kediamannya di jalan Pandansari 3/470 Kota Semarang, Kamis (5/8/2021).
Sudaryanto mengawali karier sepakbolanya di tim junior hingga senior membela tim PSIM Jogyakarta di 1982, selepas main di tim PSIM lalu bergabung dengan klub galatama Sari Bumi Raya (SBR) satu periode kemudian pindah ke Klub Indonesia Muda (IM) Pertamina juni 1983 sekaligus bekerja sebagai karyawan Pertamina dan juga bergabung ke PSIS Semarang.
” Kami memperkuat PSIS tahun 1983/1984 dan mengikuti kompetisi perserikatan divisi utama saat itu PSIS masuk 12 besar namun tidak lolos enam besar di senayan GBK tapi masuk enam kecil ( tim yang tidak lolos ke senayan) dan PSIS sebagai juara di enam kecil yang kala itu finalnya digelar distadion citarum Semarang, ” kenang Daryanto.
Lagi lagi PSIS Semarang lolos 6 besar ke senayan di 1984/1985 terangnya, namun sayangnya hanya menempati urutan ke 5 dari 6 kesebelasan.
Daryanto menuturkan, dengan persiapan yang lebih dimatangkan, kembali PSIS di 1986/1987 lolos ke enam besar kembali berlaga di stadion GBK merebut juara Perserikatan Divisi Utama dalam final menggulingkan Persebaya dengan skor 1-0 dan saat itu kami angkat piala. ” Ini merupakan kebahagiaan kami bersama rekan se-tim dan kala itu saya sebagai Kapten tim PSIS Semarang ,” ujarnya.
Pria (60) berbadan atletis yang memiliki 3 putra ini, melanjutkan ceritanya, merasa sedikit agak kecewa dimana PSIS ditahun 1987/1988 tidak lolos ke Senayan (GBK) karena secara tidak langsung disingkirkan Persebaya dengan memperagakan permainan ” sepakbola gajah”. Apabila Persebaya bermain normal saya yakin kala itu pasti akan bejumpa lagi dengan PSIS,” kenang Daryanto dengan nada kecewa.
Ada satu hal yang tidak bisa dilupakan pria mantan karyawan Pertamina ini, ditahun 1986/1987 saat PSIS bermain di stadion GBK melawan PSMS, dirinya menjebol gawang PSMS Medan dengan tendangan canon ballnya dari jarak 50 meter (1/2 lapangan) yang akhirnya PSIS menang 1-0.
Kegiatan kami sekarang masih tetap bermain bola happy game untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh bersama teman – teman PSIS legends, dan saya juga suka musik khususnya lagu lagu grup band cadas God Bless,” bebernya.
Kepada Tim PSIS Semarang Daryanto berpesan sekaligus menyampaikan saran agar kedepannya PSIS harus lebih siap, utuhkan tim yang ada atau mau ditambah pemain lain yang bagus sekalian.
” Tim PSIS saat mengikuti Piala Menpora 2021 kemarin itu sudah bagus perlu pembenahan sektor bertahan dan kiper, karena sebuah tim apabila kemasukan gol maka masih ada sisi kelemahannya, disitu harus benar benar dipersiapkan secara matang sisi teknisnya ,” pungkasnya saat menutup obrolan.
< TF >