Semarang – Insiden kolapsnya Christian Eriksen saat laga Denmark vs Finlandia di Euro 2020, Sabtu (12/6) menunjukkan betapa pentingnya pemahaman soal pertolongan pertama kepada orang yang mengalami masalah jantung.
Di tengah situasi kritis, bek sekaligus kapten timnas Denmark, Simon Kjaer, bertindak sigap dengan memberikan pertolongan pertama kepada Eriksen. Sebelum tim medis datang, Kjaer memastikan agar lidah Eriksen tidak tergigit atau tertelan. Langkah ini sangat penting karena lidah yang tertelan akan menutup saluran pernapasan.
Beberapa sumber, termasuk jurnalis Sky Sport Italia, Angelo Mangiante, bahkan menyebut Kjaer juga melakukan tindakan medis resutasi jantung paru atau cardio pulmonary resuscitation (CPR) kepada Eriksen. CPR merupakan teknik penyelamatan nyawa dalam keadaan darurat, termasuk serangan jantung atau saat tenggelam, di mana pernapasan atau detak jantung seseorang berhenti seluruhnya
Berkat tindakan sigap skuad Denmark yang dipimpin Simon Kjaer dan bantuan tim medis di lapangan, nyawa Christian Eriksen bisa diselamatkan.
Resusitasi jantung paru (RJP) atau yang lebih dikenal dengan CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada korban henti jantung dan henti napas. Tindakan RJP dapat dilakukan oleh orang awam ketika tidak ada tenaga medis di sekitarnya.
Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
- Periksa kesadaran korban
Saat berhadapan dengan orang yang henti jantung, periksa kesadarannya dengan cara memanggil korban sambil menepuk bahu. Bila belum bangun, panggil lagi dengan suara yang lebih keras.
- Panggil bantuan
- Berteriaklah minta tolong dan minta orang di sekitar Anda untuk menghubungi petugas kesehatan terdekat atau menelepon ambulans gawat darurat di nomor 118
- Saat menghubungi petugas kesehatan, beritahu nama Anda, apa yang terjadi, nama dan jumlah korban
- Sementara menunggu petugas kesehatan tiba, lakukan tahap selanjutnya.
- Atur posisi korban
Posisikan korban terlentang, dan usahakan korban berbaring di atas alas yang datar dan keras.
- Atur posisi kepala korban
Setelah atur posisi, tengadahkan kepala korban, lalu periksa bagian dalam mulut. Apabila ada benda yang terlihat menyumbat saluran napas, ambil segera. Penting untuk diketahui bahwa jangan sampai Anda menghabiskan waktu lama di tahap ini. Segera lakukan tahap berikutnya.
- Periksa nadi pasien
Dengan menggunakan jari, raba nadi yang ada di leher kanan atau kiri korban. Lakukan selama setidaknya 5 detik. Bila tidak dirasakan ada nadi, lakukan tahap berikutnya.
- Lakukan pompa jantung
- Berlutut di samping korban, letakkan tangan di bagian tengah dada (di antara kedua puting) dengan posisi kedua tangan bertumpu. Tempatkan bagian pangkal telapak tangan di dinding dada.
- Dengan prinsip push hard push fast, atau pompa dengan keras dan cepat lakukan pompa jantung dengan kecepatan 100-120 x/menit.
- Pompa jantung hingga 30 kali, kemudian berikan napas buatan sebanyak 2 kali. Napas buatan diberikan dengan memencet hidung korban, lalu menghembuskan napas di mulut korban. Namun, sejumlah literatur menyebutkan pemberian napas buatan ini tidak perlu lagi dilakukan oleh orang awam.
- Lakukan langkah ke-6 selama 20 menit, kemudian periksa kembali kesadaran dan nadi korban. Bila belum ditemukan tanda-tanda perbaikan, ulangi kembali tahap 6 selama 2 menit.
- Lakukan tindakan pompa jantung sampai bantuan medis datang
Bila penolong kelelahan, minta tolong orang lain untuk menggantikan. Tindakan ini dapat dihentikan bila tenaga medis sudah datang, penolong lelah namun tidak ada pengganti, atau sudah dilakukan selama 20 menit tetapi korban tidak menunjukkan perbaikan kondisi.
Resusitasi jantung paru sebenarnya meniru fungsi jantung, yaitu memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Karenanya, tindakan ini sangat penting untuk diketahui dan dilakukan. Respon yang cepat dan tepat terhadap korban henti jantung dapat membantu menyelamatkan nyawanya.